KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR   Leave a comment

Oleh La Tahang

KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Ada empat strategi belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
1. mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur,metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keselurahan.

Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Di sini terlihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti. Akibat selanjutnya, perubahan yang diharapkan terjadi pada anak didik pun sukar diketahui, karena penyimpangan-penyimpangan dari kegiatan belajar mengajar.

Karena itu, rumusan tujuan yang operasional dalam belajar mengajar ,mutlak dilakukan oleh guru sebelum melakukan tugasnya di sekolah. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnya. Satu maslah dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang tidak sama. Norma- norma sosial seperti baik, benar , adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan bertentangan bila dalam cara pendekatannya menggunakan disiplin ilmu. Pengertian tentang konsep ekonomi tentang baik, benar atau adil, tidak sama dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau seseorang guru menggunakan pendekatan agama , karena pengertian konsep dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara pendekatan yang digunakan terhadap kegiatan belajar mengajar.

Belajar menurut Teori Asosiasi, tidak sama dengan pengertian belajar menurut Teori Problem Solving. Suatu topik tertentu dipelajari atau dibahas dengan cara menghapal, akan tetapi berbeda hasilnya kalau dipelajari atau dibahas dengan teknik diskusi atau seminar. Juga akan lain hasilnya andaikata topik yang sama dibahas dengan menggunakan kombinasi berbagai teori. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur , metode, dan teknik belajar mengajar yang di anggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda, guru hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama. Bila beberapa tujuan diperoleh, maka guru dituntun untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengombinasikan beberapa metode yang relevan. Cara penyajian yang satu mungkin lebih menekankan pada peranan anak didik, sementara teknik yang lain lebih fokus kepada peranan guru atau alat-alat pengajaran seperti buku, atau mesin komputer misalnya. Ada pula metode yang lebih berhasil bila dipakai buat anak didik dalam jumlah yang terbatas, atau cocok untuk mempelajari materi tertentu.

Demikian juga bila kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas , di perpustakaan, di laboratorium, atau di tempat lain yang mendukung yang di perlukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Untuk masing-masing tempat seperti itu tidak sama. Tujuan instruksional yang ingin dicapai tidak selalu tunggal, bisa jadi terdiri dari beberapa tujuan atau sasaran. Untuk itu guru membutuhkan variasi dalam penggunaan teknik penyajian supaya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung tidak membosankan. Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai tempat sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya , setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain. pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai. Peranan guru yang terpenting yaitu :
a) Menciptakan suasana bebas berfikir
b) Fasilitator dalam penelitian
c) Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah
d) Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah
2.3.3 Berdasarkan Jumlah Siswa
2.3.3.1 Pembelajaran secara individual
Adapun tujuan pengajaran yang menonjol adalah ;
a) Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri
b) Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal Pada pembelajaran ini guru memberi bantuan pada
masing- masing siswa.
2.3.3.2 Pembelajaran secara kelompok
Adapun tujuan pengajaran pada kelompok kecil yaitu ;
a) Memberi kesempatan pada tiap individu untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional
b) Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong- royong dalam kehidupan
c) Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar
d) Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan maslah kelompok.
2.3.3.3 Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran secara klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Guru melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu :
a) Pengelolaan kelas, penciptaan kondisi yang
memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan
baik.
b) Pengelolaan pembelajaran, bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Asan Zain.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

JENIS – JENIS METODE PEMBELAJARAN
Dalam proses pemebelajaran seorang guru harus memiliki kreatifitas ( kemampuan ) dalam memberikan materi di kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang di inginkan, untuk itu dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan bagi seorang pendidik agar proses pemebelajaran lebih menyenangkan. Dalam prakteknya proses pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran dan penerapannya diantaranya yaitu :

1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.

Kelebihan Metode Ceramah
• Guru mudah menguasai kelas.
• Mudah dilaksanakan.
• Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
• Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

Kekurangan Metode Ceramah
• Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
• Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
• Bila terlalu lama membosankan.
• Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
• Menyebabkan anak didik pasif.
2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.

Kelebihan Metode Proyek
• Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
• Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan Metode Proyek
• Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
• bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
• Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
• Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan- terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.

Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.

Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.

5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.

Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih for¬mal.

6. METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan
keterampilan.
Kelebihan Metode Latihan

Metode tanya jawab
Metode yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid. Guru bertanya murid menjawab atau murid bertanya guru menjawab. Manfaat terpenting adalah guru memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti materi pelajaran yang telah disampaikan.

Metode diskusi
Metode ini pada dasarnya adalah saling menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu.

Metode Eksperimen
Metode ini diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, digunakan untuk penelitian yang menggunakan metode bersifat obyektif.

Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian kepada murid.

Metode pemberian tugas dan resitasi
Metode ini adalah suatu proses pembelajaran ketika guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.

Metode Drill (Latihan)
Metode ini bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu murid dapat dimiliki dan dikuasi sepenuhnya oleh murid.

Metode Kerja Kelompok
Metode ini dilakukan dengan membagi jumlah murid menjadi beberapa kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama.

Metode Problem Solving (Pemecahan masalah)
Metode ini merupakan suatu metode pembelajaran yang mendorong murid untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan tertentu.

Posted August 6, 2011 by www.latahang.com

Leave a comment